KAIRO, Juangsumatera.com – Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati telah mengungkapkan negaranya saat ini berada dalam keadaan perang dan terancam oleh negara Israel.
“Ancaman yang kita hadapi seperti perang psikologi. Pertanyaan semua orang adalah ‘apakah itu perang?’ Ya, kita dalam keadaan perang. Akibat serangan Israel, ada banyak korban tewas dari pihak sipil dan non sipil dan desa-desa yang hancur,” kata Mikati dalam pernyataan pada Sabtu (29/6/2024) dikutip dari tvonenews.com.
Pada 18 Juni, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa pihaknya telah menyetujui rencana operasional serangan di Lebanon. Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz kemudian mengatakan pihaknya akan mengubah aturan terhadap Hizbullah dan Lebanon.
Jika konfrontasi semakin meningkat, Hizbullah mengatakan pihaknya bisa saja menyerang Israel bagian utara. Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah dimulainya serangan militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023
IDF dan pasukan Hizbullah saling baku tembak di kawasan sepanjang perbatasan setiap hari. Kementerian Luar Negeri Lebanon mengatakan sekitar 100.000 orang harus meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah perbatasan,
Sementara Kemenlu Israel mengatakan sebanyak 80.000 warganya harus melakukan hal yang sama. (ant/iwh/tim)