JAKARTA, Juangsumatera.com – Hamas dan partai Fatah pimpinan presiden Palestina Mahmud Abbas telah sepakat untuk membentuk sebuah komite untuk bersama-sama mengelola Gaza pasca perang.
Demikian diungkapkan negosiator dari kedua belah pihak, Selasa( 3/12/2024).
Dilansir kantor berita AFP dan dikutip dari detiknews, berdasarkan rencana tersebut, yang memerlukan persetujuan Abbas, komite tersebut akan terdiri dari 10 hingga 15 tokoh non-partisan yang memiliki wewenang dalam hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, pendidikan, kesehatan, bantuan kemanusiaan, dan rekonstruksi. Demikian menurut rancangan proposal yang dilihat oleh AFP.
Menyusul perundingan di Kairo, Mesir, kedua faksi yang bertikai tersebut sepakat bahwa komite tersebut akan mengelola sisi Palestina dari pos pemeriksaan Rafah di perbatasan dengan Mesir — satu-satunya perlintasan wilayah yang tidak dibagi dengan Israel.
Delegasi Fatah, yang dipimpin oleh anggota komite partai Azzam al-Ahmad, akan kembali pada hari Selasa ke Ramallah untuk meminta persetujuan akhir Abbas, kata negosiator dari kedua belah pihak kepada AFP.
Delegasi Hamas dipimpin oleh anggota politbiro Khalil al-Hayya. Prakarsa ini muncul di tengah upaya diplomatik baru untuk mengakhiri perang Gaza. Upaya ini, yang dipimpin oleh Amerika Serikat bersama dengan Mesir, Qatar, dan Turki, terjadi hampir seminggu setelah gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku di Lebanon.
Hamas dan Fatah telah menjadi rival berat sejak Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza, setelah bentrokan mematikan menyusul kemenangan gemilang Hamas dalam pemilihan umum tahun 2006.Hamas menguasai Gaza pada tahun 2007, sementara Fatah mengendalikan Otoritas Palestina dan memiliki kendali administratif parsial di Tepi Barat yang diduduki Israel. (ita/tim)