JAKARTA Juangsumatera.com- Perang Gaza terus terjadi, terbaru, Rabu (3/1), Israel membunuh Wakil Pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, dalam sebuah serangan pesawat tak berawak di Beirut, Lebanon, Selasa malam waktu setempat. Hal ini dikonfirmasi sumber keamanan Lebanon dan Palestina.
Serangan dilakukan di tengah sejumlah laporan yang mengatakan Israel mengubah taktik perangnya, menarik sejumlah pasukan dan tank-tank dari Gaza serta akan memfokuskan operasi terlokalisasi selama berbulan-bulan ke depan.
Mengutip Reuters, Arouri (57) adalah pemimpin politik senior Hamas pertama yang dibunuh Israel sejak Negeri Yahudi itu melancarkan serangan udara dan darat hampir tiga bulan lalu di Gaza. Serangan dilakukan pasca Hamas mengamuk di kota-kota Israel 7 Oktober, membalas pendudukan yang dilakukan Tel Aviv.
“Radio dan TV Hamas serta TV Mayadeen yang pro-Iran di Lebanon mengonfirmasi kabar dari sumber keamanan bahwa Arouri, anggota politbiro gerakan Islam Palestina yang berbasis di luar negeri dan salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Izz-el-Deen al-Qassam, tewas ketika sebuah pesawat tak berawak menyerang kantor Hamas di Beirut selatan, tulis media itu dilansir dari CNBC Indonesia.
“Secara keseluruhan, serangan pesawat tak berawak itu menewaskan enam orang di pinggiran selatan kota Daliyeh yang merupakan benteng pertahanan Hizbullah,” tambahnya.
Dua sumber keamanan mengatakan, pesawat tak berawak itu menargetkan sebuah pertemuan. TV Al Aqsa Hamas mengatakan, komandan sayap bersenjata kelompok itu di Lebanon, Samir Findi Abu Amer dan Azzam Al-Aqraa Abu Ammar, termasuk di antara korban tewas, jelasnya lagi.
Pembunuhannya dapat meningkatkan risiko perang Israel-Hamas yang meluas ke luar Jalur Gaza. Apalagi, sekutu Hamas, kelompok Hizbullah Lebanon, hampir setiap hari melakukan baku tembak dengan Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak perang di Gaza dimulai.
Diketahui, Arouri juga merupakan sosok penting dalam perundingan gencatan senjata Hamas-Israel. Ia menghabiskan waktu di Lebanon dan Qatar, guna menyelesaikan konflik Gaza dan pembebasan sandera Hamas.
Pejabat Israel enggan mengakui bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Namun selama ini, Israel telah menuduh Arouri sebagai otak yang memerintahkan dan mengawasi serangan Hamas di Tepi Barat, yang diduduki Israel selama bertahun-tahun.
“Israel belum bertanggung jawab atas serangan ini,” kata penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MSNBC TV.
“Tetapi siapa pun pelakunya, harus jelas, bahwa ini bukan serangan terhadap negara Lebanon,” tambahnya.
Sementara itu, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan itu sebagai kejahatan baru Israel. Ini menjadi upaya untuk menarik Lebanon ke dalam perang.
Ia meminta Menteri luar Negeri untuk mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB. Mikati menyebut Israel telah melakukan pelanggaran baru Israel terhadap kedaulatan Lebanon.
Tindakan Israel ini juga membuat respons baru dari Kementerian Luar Negeri Iran, pendukung utama Hamas dan Hizbullah. Juru bicara Nasser Kanaani mengatakan, pembunuhan Arouri, tidak diragukan lagi akan memicu gelombang perlawanan dan motivasi untuk berperang melawan penjajah Zionis. (Tim)