JAKARTA Juangsumatera.com– Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengkhawatirkan kemungkinan adanya operasi militer Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Guterres menilai jika operasi militer benar-benar dilakukan Israel, hal itu akan memunculkan dampak buruk.
“Saya cemas karena ada laporan bahwa militer Israel ingin memfokuskan hal selanjutnya di Rafah, di sana ada Ribuan warga Palestina yang telah terjepit,” kata Guterres, Rabu (7/2) dikutip dari Anadolu Agency dan dilansir dari TRIBUNNEWS.COM.
Ucapan Guterres dilontarkan setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Senin, (5/2) dan ia mengatakan target selanjutnya di Gaza ialah Rafah. Gallant mengklaim Rafah sebagai “benteng terakhir” milik kelompok Hamas.
“Tindakan seperti itu akan memperburuk sesuatu yang sudah menjadi bencana kemanusiaan dengan dampak regional yang tidak terhitung,” kata Guterres.
“Inilah saatnya untuk segera melakukan gencatan senjata dan pembebasan semua sandera tanpa syarat,” ujarnya menambahkan.
Diterangkan nya lebih lanjut, situasi di Gaza kini menjadi luka yang membusuk di dalam nurani kita dan luka itu mengancam seluruh kawasan itu.
“Operasi militer Israel menyebabkan kehancuran dan kematian di Gaza dalam skala dan kecepatan yang tidak ada bandingannya sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal,” kata Guterres.
Guterres turut mendukung solusi dua negara untuk mengatasi konflik antara Israel dan Palestina.
Sementara itu, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 27.500 warga Palestina dan melukai 66.978 lainnya. (Tim)