JAKARTA, Juangsunatera.com — Kelompok milisi Hamas Palestina mengaku mengalami masalah teknis sehingga daftar nama sandera yang harus diserahkan ke Israel belum bisa dikirimkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengancam tak akan memulai gencatan senjata pada pukul 08.30 pagi, Minggu (19/1/2025) waktu setempat (13.30 WIB) jika pihaknya tak kunjung menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan Hamas.
“Ada masalah teknis di lapangan,” demikian pernyataan Hamas, seperti dikutip Al Jazeera dan dilansir dari CNN Indonesia.
Hamas menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen melakukan gencatan senjata sesuai kesepakatan.
Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata yang rencananya dimulai pada hari ini pukul 08.30 waktu setempat (13.30 WIB).
Gencatan senjata itu terbagi dalam tiga fase. Fase pertama berlangsung selama 42 hari. Ratusan tahanan Palestina akan dilepaskan dari penjara Israel dalam tahap ini. Total 33 sandera di Gaza juga akan dibebaskan oleh Hamas.
Pada fase pertama, Israel dan Hamas juga harus menghentikan serangan dan mengizinkan pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua mendorong agar gencatan senjata menjadi permanen. Pada tahap ini, para sandera yang masih hidup akan dibebaskan. Sebagai imbalan, ratusan tahanan Palestina di Israel akan dilepas. Fase itu juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Fase ketiga akan dimulai jika kedua fase awal terlaksana. Fase ini akan memulangkan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta mengimplementasikan rencana rekonstruksi Gaza. (blq/asr/tim)
