SANAA, Juangsumatera.com – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) kehilangan kontak dengan sebuah drone MQ-9 Reaper yang beroperasi di atas perairan Laut Merah, dekat Yaman, pekan ini.
Kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman mengklaim telah menembak jatuh drone AS jenis tersebut.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (5/3/2025) dikutip dari detiknews mengatakan, bahwa drone MQ-9 itu sedang melakukan operasi untuk mendukung Operasi Poseidon Archer, yang mengacu pada upaya militer AS yang menargetkan Houthi.
“Kami secara aktif menilai insiden tersebut untuk menentukan penyebabnya dan menetapkan langkah selanjutnya,” ucap pejabat pertahanan AS tersebut.
Houthi, dalam pernyataan terpisah pada Selasa (4/3), mengklaim mereka telah menembak jatuh drone MQ-9 yang terdeteksi mengudara di atas wilayah Hodeidah, Yaman. Houthi menyebut drone itu menjalankan “misi permusuhan”.
Diklaim juga oleh Houthi bahwa drone MQ-9 yang ditembak jatuh itu merupakan drone AS ke-15 yang dijatuhkan sejak awal perang Gaza berkecamuk tahun 2023. Klaim Houthi itu belum bisa diverifikasi kebenarannya secara independen. AS juga belum memberikan tanggapannya.
Sebelumnya pada hari yang sama, Washington kembali menetapkan kelompok Houthi yang didukung Iran sebagai organisasi teroris asing (FTO). Langkah ini sejalan dengan arahan dari Presiden Donald Trump pada Januari lalu.
Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, melancarkan rentetan serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak perang Gaza berkecamuk pada Oktober 2023.
Kelompok itu juga berulang kali menargetkan kapal dan jet militer AS serta kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden, jalur perairan utama bagi perdagangan global. Houthi mengklaim serangannya sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Bulan lalu, Houthi meluncurkan rudal permukaan-ke-udara (SAM) ke sebuah jet tempur AS dan drone MQ-9 Reaper lainnya. Namun tembakan itu meleset dan tidak mengenai keduanya. (nvc/ita/tim)