By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Juang Sumatera Juang Sumatera Juang Sumatera
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Home
  • Bisnis
  • Budaya
  • Olahraga
  • Riau
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Inhil
    • Inhu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pekanbaru
    • Pelalawan
    • Rohil
    • Rohul
  • Peristiwa
  • Politik
  • Lainnya
    • Opini
    • Wisata
Reading: Desak Atensi Jokowi, Gerlamata Akan Melakukan Aksi Jahit Mulut 
Share
Font ResizerAa
Juang Sumatera Juang Sumatera
  • Advetorial
  • Bisnis
  • Budaya
  • Digital
  • Industri
  • Infrastruktur
  • Keuangan
  • Listrik
Search
  • Home
  • Bisnis
  • Budaya
  • Olahraga
  • Riau
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Inhil
    • Inhu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pekanbaru
    • Pelalawan
    • Rohil
    • Rohul
  • Peristiwa
  • Politik
  • Lainnya
    • Opini
    • Wisata
Have an existing account? Sign In
Follow US
PekanbaruRiau

Desak Atensi Jokowi, Gerlamata Akan Melakukan Aksi Jahit Mulut 

By Redaksi Published 22 November 2023
Share
3 Min Read
Ketua Umum Gerlamata Muhammad Ridwan
SHARE

Pekanbaru Juangsumatera.com- Gerakan Lawan Mafia Tanah (Gerlamata) akan melakukan aksi jahit mulut dengan jumlah besar, aksi unjuk rasa dengan cara menjahit mulut ini rencananya akan di lakukan di depan Kantor Gubernur Provinsi Riau pada hari Selasa 28 November 2023 mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Gerlamata Muhamad Ridwan kepada wartawan, Rabu (22/11). “Sebanyak 500 orang relawan (masyarakat pemilik lahan) siap melakukan aksi jahit mulut,” ungkapnya.

Aksi jahit mulut ini dilakukan bertujuan untuk mendesak atensi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terkait konflik agraria terhadap fenomena mafia tanah yang dialami oleh masyarakat suku asli suku Sakai Rantau Bertuah dan masyarakat Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

Lahan seluas 2 500 hektar di Desa Kota Garo dengan kondisi di lapangan saat ini berupa perkebunan kelapa Sawit yang di tanam sejak tahun 1996. Saat ini berpolemik dan menjadi permasalahan besar mengakibatkan terjadinya konflik agraria, persoalan ini muncul setelah Gerlamata menginginkan lahan seluas 2500 Hektar yang dikuasai oleh segelintir orang itu di kembalikan fungsinya sesuai dengan peruntukan awal yaitu, untuk meningkatkan kesejahteraan/pendapatan masyarakat sebanyak 1 250 Kepala Keluarga (KK), terangnya.

Sebelumnya berdasarkan pengaduan yang diterima dari Gerlamata Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Kepala Deputi II Abednego Tarigan yang membidangi penyelesaian masalah agraria dan penyelesaian masalah program prioritas nasional pada tanggal 23 Mei 2023 telah menyurati Kapolda Riau, Kepala Kantor ATR/BPN Riau hingga Bupati Kampar sebagai bentuk tindak lanjut dari pengaduan masyarakat kepada Republik Indonesia Bapak Ir. H. Jokowi Dodo.

Kantor Staf Presiden (KSP) selain menyimpulkan agar lahan seluas 2.500 hektar dikembalikan kepada warga asli suku Sakai dan Tapung juga meminta aparat penegak hukum agar mengambil tindakan yang diperlukan atas dugaan mafia tanah kepada VM, AT, AG, EK dan HM yang saat ini masih menguasai tanah tersebut. Dan Kantor Staf Presiden (KSP) meminta kepada pejabat terkait agar berkenan menyampaikan hasil tindak lanjut penanganan kepada Kantor Staf Presiden paling lambat bulan dari surat itu dibuat.

Melalui telepon selulernya (22/11/2023) Muhamad Ridwan juga mengatakan bahwa ada persoalan Penggelapan Tanah Kelompok Tani oleh para Mafia Tanah seluas 2500 H di Takuana, di Desa Kota Garo Kecamatan, Tapung Hilir, Kabupaten Kampar Riau ini.

“Melalui Aksi Jahit Mulut 500 orang ini kami benar-benar meminta campur tangan (Atensi) Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo pada persoalan ini” kata Ridwan

Kami mendesak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo segera memanggil Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK), memanggil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) serta Forkopimda Kabupaten Kampar.

Apa yang kami upayakan saat ini semata-mata merupakan hak asasi masyarakat suku asli Suku Sakai Rantau Bertuah dan masyarakat Desa Kota Garo sebagai orang asli Riau agar suaranya dapat didengar dan masalahnya dapat terselesaikan, terang Ridwan. (Tim)

Redaksi 22 November 2023 22 November 2023
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Berikan Ulasan Anda untuk Berita ini
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Previous Article Pemkab Kampar Mengajukan Mobil Dinas Disaat Penertiban Mobil Dinas Belum Tuntas
Next Article Kepala DLH Kampar : Pengangkatan Sampah Molor Disebabkan Beberapa Kendaraan Rusak
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

KamparRiau

Pengurus KNES : Kami Tidak Ada Diperas Oleh Kadis

23 Oktober 2025
KamparRiau

Gedung Irna Tahap III RSUD Bangkinang Baru 1 Lantai Difungsikan

22 Oktober 2025
KamparRiau

LPPNRI Kampar : Dugaan Mark Up Anggaran Cat Jembatan Water Front City

21 Oktober 2025
KamparRiau

Habiskan Anggaran 700 Juta Untuk Cat Jembatan Water Front City

20 Oktober 2025
Show More

JUANG SUMATERA

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan

Sekilas

Menyajikan berita, informasi, data, dan hasil riset secara mendalam bagi kepentingan para pemimpin bisnis dan pengambil kebijakan, namun dikemas secara lugas dan atraktif agar mudah dipahami publik.
Kategori Lainnya
  • Riau
  • Infrastruktur
  • Digital
  • Keuangan
 
  • Bisnis
  • Industri
  • Listrik
  • Pertambangan

Langganan Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]
© juangsumatera.com - All Right Reserved
Welcome Back!

Masuk ke akun Anda

Lost your password?