KAMPAR, Juangsumatera.com – Semenjak berdirinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) MPL sungai di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau sudah sering ikan mati di sungai, hal tersebut diduga disebabkan karena limbah pabrik.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Danau Lancang, Zukri didalam pertemuan dengan pihak PT MPL dan PT Mas dikantor Bupati Kampar, Senin siang (10/6/2024).
Diterangkan lebih lanjut oleh Zukri, banyak ikan mati yang disebabkan oleh limbah pabrik dan berdampak langsung kepada para nelayan di Desa Danau Lancang. “Para nelayan kami tidak bisa mencari ikan di sungai. Kalau ada ikan yang tersisa hidup dan kami takut memakan nya,” katanya.
Tercemarnya sungai di Desa Danau Lancang juga berdampak luas kepada masyarakat, karena kehidupan masyarakat Danau Lancang 30 % hidupnya berada di sungai. Ikan mati di sungai sudah sering terjadi, ungkap Zukri.
Kami minta kepada PT MPL dan PT Mas untuk bisa membayar kerugian nelayan kami yang tidak bisa lagi menangkap ikan di sungai. Begitu juga 30 % masyarakat Danau Lancang yang kebutuhan hidupnya bergantung dengan sungai juga berdampak dengan tercemar sungai.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kampar Yuricho Efril disaat memimpin pertemuan dengan masyarakat Danau Lancang dengan PT MPL dan PT Mas mengatakan, kami telah mengambil sampel air sungai Dumai dan sungai Lindai di Desa Danau Lancang.
Diterangkan lebih lanjut oleh Yuricho Efril, sampel air sungai langsung dikirim ke Provinsi karena kita DLH Kampar tidak punya Labor. Hasil Labor nya sudah keluar dan fakta yang kita temukan perubahan warna air, air berbau dan ikan banyak temukan mati di sungai tersebut.
Kami tidak bisa memastikan tercemarnya air sungai disebabkan oleh perusahaan A atau B. Dari hasil sampel
kami ditemukan adanya kesalahan dan pelanggaran oleh perusahaan dan kami tidak bisa membuktikan ikan mati karena hal tersebut, ungkap Kepala DLH Kampar.
Apa yang terjadi di masyarakat Danau Lancang adalah musibah yang tidak kita inginkan. Masyarakat menginginkan adanya kepedulian dari perusahaan, terang Yuricho Efril.
Menurut pantauan Juangsumatera.com di ruangan rapat kantor Bupati Kampar, bahwa pertemuan tersebut dilanjutkan sore ini, pihak PT MPL tidak ikut dalam pertemuan. Untuk PT Mas ikut melanjutkan pertemuan dengan masyarakat Danau Lancang. (Tim)