JAKARTA, Juangsumatera.com – Milisi penguasa Yaman, Houthi, kembali meluncurkan serangan ke kapal-kapal yang melintas di Laut Merah. Pada Senin waktu setempat, kelompok pro Iran itu mengatakan telah menyerang tiga kapal, termasuk sebuah kapal tanker minyak, dengan rudal balistik, drone, dan perahu jebakan.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan operasi militer terbaru Houthi adalah respons terhadap serangan udara Israel di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada hari Sabtu. Diketahui serangan itu menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina dan melukai 300 lainnya.
“Houthi telah menargetkan kapal pengangkut produk olahan Bentley I dan kapal tanker minyak Chios Lion di Laut Merah,” ujarnya dikutip Reuters, Selasa (16/7/2024) dilansir dari CNBC Indonesia.
Kelompok Houthi mengatakan mereka juga bergabung dengan Perlawanan Islam Irak dalam menargetkan Kapal Olvia di Laut Mediterania. Reuters tidak dapat memverifikasi serangan itu secara independen di mana Manajer Bentley I (berbendera Panama), Chios Lion (berbendera Liberia) dan Olvia (berbendera Siprus), tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Sebelumnya, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan bahwa dua kapal diserang di Laut Merah di lepas kota pelabuhan Hodeidah Yaman. Secara rinci, satu kapal berjarak 97 mil laut barat laut Hodeidah diserang oleh perahu drone tak berawak yang menghantam sisi kirinya, menyebabkan beberapa kerusakan dan asap tipis.
“Kapal dagang lainnya, 70 mil laut barat daya Hodeidah, diserang oleh tiga perahu kecil,” kata UKMTO dan perusahaan keamanan Ambrey secara terpisah.
“Nakhoda kapal itu melaporkan diserang oleh tiga kapal kecil. Salah satu perahu tersebut tidak berawak dan dua kali bertabrakan dengan kapal saat penumpang di dua perahu lainnya menembaki kapal tersebut. Kapal tersebut melakukan tindakan perlindungan diri dan setelah 15 menit kapal kecil tersebut membatalkan serangan tersebut,” tambah keterangan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi gencar melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel dan sekutunya di wilayah Laut Merah dan Teluk Aden. Ini sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Palestina, Hamas, dan warga Gaza.
Serangan seperti ini pun telah memaksa sejumlah perusahaan ekspedisi melakukan pengalihan yang panjang dan memakan biaya di sekitar Afrika bagian Selatan. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah secara lebih luas.
Dalam kondisi normal, lebih dari seperempat kargo peti kemas global melintasi Laut Merah. Barang tersebut termasuk pakaian jadi, peralatan rumah tangga, suku cadang mobil, bahan kimia, dan produk pertanian seperti kopi.
(sef/sef/tim)