KAMPAR, Juangsumatera.com – Menurut laporan dari BPS Kabupaten, angka inflasi pada bulan Oktober 2024 menunjukkan adanya peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Beberapa faktor penyebab inflasi utama adalah kenaikan harga bahan pangan, fluktuasi harga energi, dan perubahan dalam sektor transportasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar Suhermi ST mewakili Pj Bupati Kampar Hambali SE.,MBA.,MH saat merilis data inflasi Bulan Oktober 2024 yang disampaikan bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kampar, Jumat (1/11/2024).
Data inflasi terbaru dipaparkan langsung untuk memberikan gambaran situasi ekonomi terkini di wilayah Kabupaten Kampar, serta langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat.
Diterangkan lebih lanjut oleh Suhermi, komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar untuk segera menanggulangi dampak inflasi ini melalui beberapa langkah strategis.
Selain itu, BPS Kabupaten Kampar menyampaikan, bahwa data inflasi yang dirilis ini akan menjadi acuan utama dalam perencanaan kebijakan di tingkat daerah. Data ini juga penting dalam menentukan langkah intervensi yang sesuai untuk menanggulangi potensi lonjakan inflasi di masa mendatang.
Pada penutup acara, Asisten II menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam menjaga stabilitas ekonomi di wilayah Kabupaten Kampar.
Ia juga mengingatkan bahwa koordinasi dengan pemerintah pusat dan kerja sama lintas sektor adalah kunci utama dalam menjaga kondisi ekonomi yang stabil dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Melalui rilis ini, Pemerintah Kabupaten Kampar berharap masyarakat memahami kondisi ekonomi saat ini dan mendukung berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Kampar juga akan terus memantau perkembangan inflasi serta mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah berbagai tantangan ekonomi, terang Suhermi. (YL)