JAKARTA Juangaumatera.com- Seorang pejabat senior dari kelompok Houthi Yaman telah memperingatkan kapal-kapal kargo di laut Merah untuk menghindari perjalanan menuju Israel dan wilayah-wilayah pendudukan lain.
Mohamed Ali al-Houthi, ketua komite revolusioner tertinggi Houthi di Yaman, mengatakan, bahwa kapal-kapal harus menghindari perjalanan menuju Israel dan siapa pun yang melewati Yaman harus tetap menyalakan radio, dan segera menanggapi upaya komunikasi Houthi.
Al-Houthi juga memperingatkan kapal kargo agar tidak “memalsukan identitas mereka atau mengibarkan bendera yang berbeda dari negara pemilik kapal kargo.
Sebagai solidaritas terhadap warga Palestina yang diserang oleh Israel di Gaza, kelompok Houthi menggunakan kendali mereka atas pesisir barat Yaman, termasuk pelabuhan seperti Hodeidah, untuk melancarkan serangan terhadap kapal yang mereka anggap sebagai kapal yang terkait dengan Israel.
Pada Sabtu, mereka mengatakan akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Pada Selasa, kelompok Houthi mengatakan mereka menyerang sebuah kapal tanker komersial Norwegia dengan rudal, sebagai protes terbaru mereka terhadap pemboman Israel di Gaza.
“Kelompok yang bersekutu dengan Iran menyerang kapal tanker tersebut, Strinda, karena kapal tersebut mengirimkan minyak mentah ke terminal Israel dan setelah awaknya mengabaikan semua peringatan,” kata juru bicara militer Houthi Yehia Sarea dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian, Rabu (13/12) dilansir dari CNBC Indonesia.
Namun pemilik kapal tanker tersebut, Mowinckel Chemical Tankers dari Norwegia, mengatakan, kapal tersebut menuju ke Italia dengan muatan bahan baku biofuel, bukan minyak mentah. Meski begitu mereka mengakui kunjungan tentatif ke pelabuhan Israel yang dijadwalkan pada Januari, namun rinciannya tidak diberikan beberapa jam setelah serangan di Laut Merah.
“Atas rekomendasi penasihat keamanan kami, diputuskan untuk merahasiakan informasi ini sampai kapal dan awaknya berada di perairan aman,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. (Tim)