GAZA, Juangsumatera.com – Kelompok Hamas mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan tekanan nyata terhadap Israel, sekutunya, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Desakan itu disampaikan Hamas setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada kesepakatan yang sedang diupayakan.
Baik Hamas maupun Israel saling menyalahkan atas terhentinya perundingan gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan, ketika Netanyahu menghadapi tekanan untuk mencapai kesepakatan menyusul kematian enam sandera di Jalur Gaza.
Perunding utama Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil al-Hayya, seperti dilansir AFP, Jumat (6/9/2024) dan dikutip dari detikNews, menyerukan kepada AS untuk memberikan tekanan nyata terhadap Netanyahu dan pemerintahan nya dan meninggalkan bias mereka yang buta terhadap Israel.
Namun Netanyahu, secara terpisah, mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan yang sedang diupayakan. “Sayangnya, hal ini belum tercapai, tapi kami akan melakukan segala hal yang kami bisa untuk membuat mereka mencapai titik di mana mereka mencapai kesepakatan,” ucap Netanyahu saat berbicara kepada media AS.
Netanyahu bersikeras agar Israel mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata ke Hamas, yang berperang melawan Tel Aviv selama 11 bulan terakhir.
Kelompok Hamas menuntut penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari Jalur Gaza, terutama area Koridor Philadelphi. Pada Kamis (5/9) waktu setempat, Hamas menyebut posisi Netanyahu bertujuan untuk menggagalkan tercapainya kesepakatan. (nvc/ita/tim)