By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Juang Sumatera Juang Sumatera Juang Sumatera
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Home
  • Bisnis
  • Budaya
  • Olahraga
  • Riau
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Inhil
    • Inhu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pekanbaru
    • Pelalawan
    • Rohil
    • Rohul
  • Peristiwa
  • Politik
  • Lainnya
    • Opini
    • Wisata
Reading: Gedung Pemerintah Israel Dikepung Ribuan Massa
Share
Font ResizerAa
Juang Sumatera Juang Sumatera
  • Advetorial
  • Bisnis
  • Budaya
  • Digital
  • Industri
  • Infrastruktur
  • Keuangan
  • Listrik
Search
  • Home
  • Bisnis
  • Budaya
  • Olahraga
  • Riau
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Inhil
    • Inhu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pekanbaru
    • Pelalawan
    • Rohil
    • Rohul
  • Peristiwa
  • Politik
  • Lainnya
    • Opini
    • Wisata
Have an existing account? Sign In
Follow US
Nasional

Gedung Pemerintah Israel Dikepung Ribuan Massa

By Redaksi Published 15 September 2024
Share
3 Min Read
Ribuan orang berdemo anti pemerintah Israel
SHARE

JAKARTA, Juangsumatera.com – Puluhan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah Israel berkumpul di pusat kota Tel Aviv. Mereka menuntut pemerintah untuk membebaskan tawanan yang ditahan di Gaza.

Dilansir Al Jazeera, para pengunjuk rasa berkumpul di luar markas besar tentara dan gedung-gedung pemerintah lainnya pada hari Sabtu (14/9/2024) dikutip dari CNBC Indonesia.

Para demonstran menyerukan slogan-slogan menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mendesaknya untuk mencapai kesepakatan dengan kelompok Palestina Hamas. Masa anti-pemerintah itu ingin memastikan pengembalian sekitar 100 tawanan yang masih ditahan di jalur perang tersebut.

Protes massal kembali terjadi di Israel dalam dua minggu terakhir setelah jenazah enam tawanan ditemukan dari Gaza. Diperkirakan 750.000 orang menghadiri unjuk rasa akhir pekan lalu.

Keluarga tawanan yang berpartisipasi dalam unjuk rasa hari Sabtu (14/9) mengatakan mereka frustrasi atas kegagalan negosiasi pemerintah untuk membawa pulang tawanan.

Banyak yang menyalahkan Netanyahu karena tidak mencapai kesepakatan karena mereka yakin hal itu akan membantunya tetap berkuasa selama perang berlangsung.

“Pemerintah yang menyabotase kesepakatan ini menelantarkan tawanan dan membiarkan mereka mati,” kata Yotam Cohen, saudara laki-laki Nimrod Cohen, seorang tentara Israel yang ditawan di Gaza kepada AP News.

“Selama Netanyahu berkuasa, perang ini akan berlangsung tanpa batas waktu dan tidak akan ada kesepakatan penyanderaan. Untuk menyelamatkan nyawa para sandera, Netanyahu harus diganti,” ungkap Cohen.

Reporter Al Jazeera Hamdah Salhut melaporkan dari ibu kota Yordania, Amman, karena Al Jazeera dilarang di Israel, mengatakan bahwa publik Israel semakin frustrasi dengan Netanyahu.

“Mereka mengatakan dia tidak mampu dan tidak mau menerima kesepakatan. Mereka mengatakan Netanyahu dan pemerintahannya tidak melakukan apa pun untuk menjamin pembebasan [para] tawanan,” katanya.

“Netanyahu telah mengatakan dalam menghadapi tekanan, baik domestik maupun internasional, bahwa ia akan melanjutkan perang dengan cara apa pun yang ia anggap tepat hingga semua tujuan perang tercapai. Namun kenyataannya tidak satu pun dari tujuan tersebut tercapai hampir setahun kemudian,” paparnya.

Keributan di Israel atas kematian enam tawanan meningkat setelah militer Israel merilis video terowongan Gaza tempat jasad mereka ditemukan. Video tersebut memperlihatkan lorong sempit tanpa kamar mandi dan ventilasi yang buruk.

Naama Weinberg, sepupu salah satu tawanan yang terbunuh, Itay Svirsky, mengatakan masyarakat begitu ngeri dengan kondisi yang sangat buruk dan tidak manusiawi yang dialami para sandera yang disekap di terowongan Hamas.

“Mereka sekarat, terkunci di sel-sel kecil tanpa ventilasi, di terowongan bawah tanah yang dalam tanpa udara, kekurangan gizi, tanpa melihat cahaya matahari selama 11 bulan,” kata Weinberg seperti dikutip AP.

Pejuang yang dipimpin Hamas menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyandera hampir 250 orang selama serangan mereka di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Perang Israel di Gaza sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina dan membuat hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi. (pgr/pgr/tim)

Redaksi 15 September 2024 15 September 2024
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Berikan Ulasan Anda untuk Berita ini
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Previous Article Destinasi Wisata PKCTKI Diresmikan Pj Sekda Kampar
Next Article Israel Sebar Selebaran di Lebanon Selatan, Minta Warga Mengungsi
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Nasional

Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Langgar UUD dan Inkonstitusional

30 Juni 2025
Nasional

Israel Serang Lebanon Selatan saat Gencatan Senjata dengan Iran

28 Juni 2025
Nasional

Houthi Tembakkan Rudal Balistik ke Israel

28 Juni 2025
Nasional

Tentara Israel Diperintah Tembaki Warga Gaza yang Antre Bantuan

28 Juni 2025
Show More

JUANG SUMATERA

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan

Sekilas

Menyajikan berita, informasi, data, dan hasil riset secara mendalam bagi kepentingan para pemimpin bisnis dan pengambil kebijakan, namun dikemas secara lugas dan atraktif agar mudah dipahami publik.
Kategori Lainnya
  • Riau
  • Infrastruktur
  • Digital
  • Keuangan
 
  • Bisnis
  • Industri
  • Listrik
  • Pertambangan

Langganan Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]
© juangsumatera.com - All Right Reserved
Welcome Back!

Masuk ke akun Anda

Lost your password?