JAKARTA, Juangsumatera.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Israel akan menjadi pemimpin dari kemungkinan serangan militer terhadap Iran, jika Teheran tidak menghentikan program senjata nuklirnya.
Trump membuat komentar tersebut menjelang pembicaraan terjadwal akhir pekan ini yang melibatkan para pejabat AS dan Iran di kesultanan Timur Tengah, Oman. Sebelumnya, Trump awal minggu ini mengatakan pembicaraan tersebut akan bersifat langsung sementara Iran menggambarkan keterlibatan tersebut sebagai pembicaraan tidak langsung dengan AS.
“Jika itu membutuhkan militer, kami akan menggunakan militer,” kata Trump. Israel jelas akan sangat terlibat dalam hal itu. Mereka akan menjadi pemimpinnya. Namun, tidak ada yang memimpin kami, tetapi kami melakukan apa yang ingin kami lakukan,” cetus Trump dilansir The Associated Press dan Al-Arabiya, Kamis (10/4/2025) dan dikutip dari detiknews.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu awal minggu ini, mengatakan bahwa ia mendukung upaya diplomatik Trump untuk mencapai penyelesaian dengan Iran. Ia menambahkan bahwa Israel dan AS memiliki tujuan yang sama untuk memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
Namun, Netanyahu memimpin upaya untuk membujuk Trump agar menarik diri dari kesepakatan yang ditengahi AS dengan Iran pada tahun 2018.
Trump mengatakan pada hari Rabu (9/4) waktu setempat bahwa ia tidak memiliki jadwal pasti untuk perundingan tersebut agar mencapai resolusi.
“Saat Anda memulai perundingan, Anda tahu, apakah itu berjalan dengan baik atau tidak,” kata Trump. Dan saya akan mengatakan kesimpulannya adalah apa yang menurut saya tidak berjalan dengan baik. Jadi itu hanya perasaan, ujarnya.
AS dan negara-negara adidaya lainnya pada tahun 2015 mencapai perjanjian nuklir komprehensif jangka panjang yang membatasi pengayaan uranium Teheran, dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Namun, Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir tersebut pada tahun 2018, menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah ada.
(ita/ita/red)