Jakarta Juangsumatera.com- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Armenia bekerja sama dengan Turki dan Azerbaijan untuk membangun perdamaian dari pada mengandalkan senjata dan pelatihan dari Barat. Ini terjadi saat Yerevan ingin mencari bantuan Barat dalam perangnya dengan Azerbaijan.
Armenia, yang merupakan bagian dari pakta militer pimpinan Rusia CSTO, sedang berupaya mencari dukungan Amerika Serikat (AS) dan Prancis setelah merasa tidak diperhatikan oleh Moskow. Ini terkait dengan perang sengketa wilayah Nagorno-Karabakh dengan Baku.
“Mereka yang menghasut Armenia selama bertahun-tahun dan mengambil keuntungan dari penderitaan, kesulitan, dan konflik yang dialami semua orang yang tinggal di wilayah ini sebenarnya telah menimbulkan kerugian terbesar bagi orang-orang Armenia,” kata Erdogan dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (21/11).
Mereka menganiaya orang-orang Armenia, memanfaatkan mereka, dan membuat mereka merasa tidak aman dengan mengobarkan mimpi-mimpi yang tidak realistis. Armenia sekarang perlu melihat dan menerima fakta ini.
“Tidak ada senjata dan amunisi yang dikirim oleh negara-negara Barat yang dapat menggantikan perdamaian yang akan dihasilkan oleh lingkungan perdamaian permanen,” tambah Erdogan, dan mendesak Armenia untuk “menerima bantuan perdamaian yang diberikan oleh saudara-saudara kita di Azerbaijan.
Awal bulan ini, Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Umum Armenia, Letnan Jenderal Edvard Asryan, mengunjungi Markas Komando Eropa AS (EUCOM) di Stuttgart, Jerman.
“Kunjungan tersebut merupakan tonggak sejarah ketika AS dan Armenia berupaya untuk “secara sengaja dan bertahap mengembangkan hubungan pertahanan kami,” kata EUCOM dalam sebuah pernyataan setelahnya.
Yerevan juga telah menghubungi Paris, membuat kesepakatan bulan lalu untuk membeli sistem senjata baru dari Perancis. Hal ini mendorong Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan bahwa Prancis akan bertanggung jawab atas konflik baru di wilayah tersebut.
Aliyev juga menarik diri dari KTT perdamaian yang diselenggarakan Uni Eropa di Grenada pada awal Oktober. Ia menuduh blok tersebut memusuhi Baku.
Moskow memprotes tindakan “permusuhan” Armenia dan berpendapat bahwa mereka tidak dapat melakukan intervensi apa pun di Nagorno-Karabakh, terutama setelah Pashinyan sendiri secara eksplisit dan berulang kali mengakui kedaulatan Azerbaijan atas wilayah yang disengketakan. (Tim)