JAKARTA, Juangsumatera.com – Kelompok Houthi mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman bertambah menjadi 53 orang. Lima di antaranya merupakan anak-anak.
Dilansir BBC, Senin (17/3/2025) dan dikutip dari detiknews, data ini diperbarui per hari ini. Juru bicara kementerian kesehatan Houthi Anis al-Asbahi dalam unggahan akun X-nya mengatakan 53 orang tewas termasuk “lima anak-anak dan dua wanita”, sedangkan jumlah korban luka saat ini 98 orang.
Seorang ayah yang memiliki dua anak, Ahmed, mengaku baru kali ini mendengar suara tembakan yang dahsyat. Dia mengatakan selama 10 tahun mendengar suara tembakan selama perang, baru kali ini dia mengalami yang seperti ini.
“Saya telah tinggal di Sana selama 10 tahun, mendengar suara tembakan selama perang. Demi Tuhan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya,” kata Ahmed kepada AFP.
Houthi mengatakan serangan baru AS dilancarkan pada Minggu (16/3) malam di kota pelabuhan Hudaydah. AS belum berkomentar terkait serangan baru ini.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan serangan militer AS kepada kelompok Houthi. Trump berjanji mengirimkan pasukan militer AS ke Yaman.
“Saya telah memerintahkan militer AS hari ini untuk meluncurkan operasi militer yang tegas dan kuat terhadap teroris Houthi di Yaman,” kata Trump dilansir Al-Jazeera, Minggu (16/3).
Pengumuman itu disampaikan Trump melalui Truth Social pada Sabtu (15/3). Operasi militer itu ditempuh AS usai menganggap Houthi berpihak kepada Iran dan mengancam kepentingan Amerika di Laut Merah.
Houthi menganggap serangan AS itu terjadi sebagai balasan atas sikap solidaritas Yaman dengan rakyat Palestina. Houthi, yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak menghalangi Yaman mendukung rakyat Gaza.
“Agresi AS terhadap negara tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan dukungannya bagi Palestina dan memenuhi kewajibannya terhadap Gaza,” ujar Houthi.
Houthi juga menyatakan tak akan tinggal diam terhadap serangan AS. Mereka bersumpah membalas AS.
“Agresi itu tidak akan dibiarkan begitu saja, dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” ujar Houthi.
Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa militannya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama AS melanjutkan serangannya terhadap Yaman. (zap/rfs/red)