MALAKA, Juangsumatera.com – Pelabuhan di Malaka, Malaysia, dipenuhi oleh warga negara Indonesia (WNI) yang hendak mudik menjelang hari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025. Setidaknya,
lebih dari 1.000 orang Indonesia memenuhi Terminal Feri Kompleks Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, dan Keamanan (ICQS) Kota Laksamana selama seminggu terakhir.
Dilansir The Star dan Bernama, Sabtu (29/3/2025) dan dikutip dari detiknews, para WNI itu hendak kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan Lebaran.
Survei Bernama menunjukkan titik masuk laut ke Dumai dan Bengkalis di Riau itu mulai dipenuhi WNI, wisatawan asing, dan warga Malaysia keturunan Indonesia sejak pagi untuk bisa menaiki feri menuju Dumai.
Para pengusaha tampak mengantar pekerja mereka ke sana baik secara individu maupun berkelompok agar mereka dapat merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Salah satu yang hendak mudik ke Riau ialah Nor Hazlinda Mohd Wipah (27) yang hendak menuju kampung halaman ibunya di Pekanbaru. Dia terakhir kali pulang ke sana pada tahun 2019, tepat sebelum merebaknya COVID-19.
Ini akan menjadi pengalaman pertama saya merayakan Hari Raya di negara lain karena saya menemani ibu saya, yang sudah lama tidak merayakan Hari Raya di desanya di Indonesia.
Ini adalah pengalaman yang mendebarkan meskipun kami harus menempuh perjalanan lebih dari dua jam melalui laut dan lima hingga enam jam lagi melalui darat,” kata Nor Hazlinda, yang berasal dari Kuantan, Pahang.
Dia mengaku tiba di ICQS Melaka sekitar pukul 6 pagi dan terkejut dengan suasana kemeriahan di dermaga dipenuhi dengan WNI yang menunggu untuk pulang ke rumah untuk merayakan Hari Raya.
“Saya merasa cukup nyaman meskipun saya perkirakan feri akan penuh hari ini karena semua orang pasti akan berebut tempat duduk karena perjalanan feri dibatasi dua kali sehari untuk musim Raya ini, pukul 10 pagi dan 2 siang,” katanya.
Warga lain, Ahmad Dariman Hariyanto (35), mengaku akan kembali ke Bengkalis melalui laut untuk merayakan Lebaran. Dia mengatakan mudik telah menjadi tradisi sejak dirinya mulai bekerja di Kuala Lumpur 5 tahun lalu.
“Setiap tahun, terutama beberapa hari terakhir Ramadan, feri akan penuh. Saya beruntung mendapatkan tiket karena saya baru memesannya 2 minggu lalu dan itu mungkin karena kapasitas feri antara 200 dan 300 penumpang, tergantung pada apakah operator feri itu Kingdom atau Dynasty. Jadi, kami harus datang lebih awal karena kami harus melalui pemeriksaan Bea Cukai, yang bisa memakan waktu lama,” katanya.(haf/imk/red)