GAZA CITY, Juangsumatera.com – Hamas mengatakan telah menyerahkan semua jenazah sandera yang dapat ditemukan sejauh ini, saat gencatan senjata Gaza berlangsung.
Hal itu disampaikan Hamas setelah menyerahkan dua jenazah sandera lainnya kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Rabu (15/10/2025) tengah malam.
Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan ICRC telah menerima dua jenazah lagi di Jalur Gaza.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 10 Oktober, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.
Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel, melalui ICRC, pada Senin (13/10) waktu setempat. Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan dan narapidana Palestina pada hari yang sama.
Sebelum dua jenazah sandera diserahkan pada Rabu (15/10) tengah malam, Hamas baru menyerahkan tujuh jenazah sandera kepada Israel, melalui ICRC. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas telah dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah jenazah sandera.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (16/10/2025 dan dikutip dari detiknews, mengatakan mereka telah menyerahkan semua jenazah sandera yang dapat ditemukan dan membutuhkan peralatan khusus untuk mengevakuasi jenazah-jenazah sandera lainnya dari reruntuhan Gaza.
“Perlawanan telah memenuhi komitmennya terhadap perjanjian dengan menyerahkan semua tahanan Israel yang masih hidup dalam penahanan, serta jenazah-jenazah yang dapat diakses,” kata Brigade Ezzedine Al-Qassam dalam pernyataan via media sosial.
“Mengenai jenazah-jenazah yang tersisa, dibutuhkan upaya ekstensif dan peralatan khusus untuk pengambilan dan ekstraksi mereka. Kami mengerahkan upaya besar untuk menyelesaikan persoalan ini,” imbuh pernyataan tersebut.
Pernyataan itu dirilis saat militer Israel mengatakan dua peti jenazah sandera telah diserahkan kepada pengawalan ICRC dan sedang dalam perjalanan menuju ke pasukan Tel Aviv yang ada di Jalur Gaza. Dari Gaza, dua jenazah itu dibawa ke wilayah Israel untuk menjalani proses identifikasi.
“Hamas diharuskan untuk mematuhi perjanjian dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulangkan semua sandera,” demikian pernyataan bersama yang dirilis Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan badan keamanan Israel, Shin Bet.
Militer Israel, dalam pernyataan terbaru pada Kamis (16/10), mengumumkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi dua jenazah yang diserahkan Hamas melalui ICRC tersebut. Dikonfirmasi oleh Tel Aviv bahwa kedua jenazah merupakan sandera yang bernama Inbar Hayman dan Mohammad al-Atrash.
“Setelah proses identifikasi oleh Institut Kedokteran Forensik Nasional selesai… perwakilan (militer Israel) memberitahu keluarga Inbar Hayman dan Sersan Mayor Mohammad al-Atrash bahwa jenazah mereka dapat dipulangkan untuk dimakamkan,” demikian pernyataan militer Israel.
Hayman merupakan seniman grafiti asal Haifa, yang berusia 27 tahun ketika terbunuh dalam festival musik Nova yang menjadi target serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sementara Mohammad al-Atrash merupakan tentara keturunan Bedouin, yang berusia 39 tahun ketika tewas dalam pertempuran pada 7 Oktober dan jenazahnya dibawa ke Jalur Gaza. (nvc/idh/red)


