JAKARTA, Juangsumatera.com — Israel kembali membombardir menyerang fasilitas rudal jarak jauh Iran pada Senin (16/6/2025) dini hari waktu setempat.
Pasukan militer Israel (Israel Defence Force/IDF) menyatakan pihaknya meluncurkan serangan ke pusat peluncuran rudal dari permukaan ke permukaan di wilayah Iran bagian tengah.
“IDF saat ini menyerang rudal permukaan ke permukaan di wilayah tengah Iran,” terang nya dilansir dari CNN Indonesia.
Kami beroperasi melawan ancaman di wilayah udara kami dan dari wilayah udara Iran,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya militer Israel mengatakan sistem pertahanan udaranya beroperasi, berusaha mencegat rudal-rudal kiriman Iran. Mereka mengklaim sebagian besar serangan rudal berhasil digagalkan.
“Dalam satu jam terakhir, puluhan rudal telah diluncurkan ke negara Israel dari Iran, beberapa di antaranya berhasil dicegat,” kata militer Israel dikutip Reuters, Sabtu (14/6).
Kepada Reuters, dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan militer AS membantu Israel mencegat rudal-rudal yang ditembakkan Iran.
Tim penyelamat Israel beroperasi di sejumlah lokasi di seluruh lokasi tempat proyektil jatuh dilaporkan. Otoritas kesehatan Israel mencatat 34 orang terluka, di mana sebagian besar dengan luka ringan. Polisi kemudian mengatakan 3 orang tewas.
Sementara itu, di Iran terdengar beberapa ledakan di ibu kota Teheran.
Berdasarkan laporan Kantor berita Fars, dua proyektil menghantam Bandara Mehrabad di Teheran.
Bandara ini dekat dengan lokasi-lokasi penting kepemimpinan Iran. Bandara Mehrabad juga menjadi tempat pangkalan angkatan udara dengan jet tempur dan pesawat angkut.
Aksi Iran merupakan langkah balasan atas serangan Israel pada Jumat dini hari kemarin, yang mengakibatkan sejumlah sosok penting mulai dari pejabat militer hingga ilmuan nuklir Iran tewas.
Utusan Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani mengatakan 78 orang, termasuk pejabat militer senior, tewas dalam serangan Israel. Sedangkan korban luka lebih dari 320 orang, di mana mayoritas warga sipil.
Ia menuduh AS terlibat dalam serangan tersebut dan mengatakan Washington bertanggung jawab penuh atas konsekuensinya. (bac/red)