BEIRUT, Juangsumatera.com – Media resmi Lebanon mengatakan pesawat nirawak atau drone Israel menyerang wilayah selatan negara itu. Serangan ini terjadi beberapa hari sebelum batas waktu gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hizbullah.
“Sebuah pesawat nirawak musuh Israel melakukan serangan yang menargetkan pinggiran kota Ainata. Tidak ada yang terluka,” kata Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah, seperti dilansir AFP dan dikutip dari detiknews, Sabtu (16/5/2025).
“Drone dan pesawat pengintai masih terbang di atas wilayah itu pada ketinggian rendah,” imbuhnya.
Beberapa jam setelah serangan pertama, drone Israel kembali melancarkan serangan di selatan Lebanon. Drone itu menyerang sebuah kendaraan.
“Sebuah pesawat nirawak Israel melakukan serangan terhadap sebuah kendaraan di daerah Iqlim al-Tuffah,” kata Kantor Berita Nasional melaporkan, seraya menambahkan bahwa kendaraan itu terbakar.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku pada tanggal 27 November setelah lebih dari setahun permusuhan termasuk dua bulan perang habis-habisan.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, militer Lebanon akan dikerahkan di selatan bersama pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa saat tentara Israel mundur selama periode 60 hari. Hizbullah juga akan mengosongkan posisinya di dekat perbatasan selama jangka waktu tersebut.
Batas waktu tersebut kemudian diperpanjang hingga 18 Februari. Kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran, dan militer Israel terus melancarkan serangan di Lebanon.
Seorang pejabat keamanan senior Israel mengatakan pada hari Kamis (13/2) bahwa militer siap untuk mundur dari wilayah Lebanon dan menyerahkan wilayah tersebut kepada tentara Lebanon dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh perjanjian gencatan senjata yang dimediasi AS-Prancis.
Komentarnya muncul saat militer Israel mengatakan pada hari Kamis malam bahwa angkatan udaranya menyerang lokasi militer Hizbullah yang “berisi senjata dan peluncur”.
Pada hari Kamis juga, juru bicara parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan Amerika Serikat telah memberitahunya bahwa, meskipun Israel akan mundur pada tanggal 18 Februari, mereka akan tetap berada di lima lokasi, seraya menambahkan bahwa Beirut menolak permintaan tersebut. (lir/lir/red)