WASHINGTON DC, Juangsumatera.com – Amerika Serikat (AS) mengajukan proposal terbaru untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza setelah Ramadan dan Paskah.
Washington juga memperingatkan Hamas bahwa akan ada harga mahal yang harus dibayar, jika mereka tidak membebaskan sandera sebelum batas waktu yang semakin dekat.
“Presiden AS Donald Trump telah memperjelas bahwa Hamas harus segera membebaskan sandera, atau membayar harga yang mahal,” ucap Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (15/3/2025) dikutip dari detiknews.
Proposal yang diajukan AS pada Rabu (12/3) waktu setempat, menyatakan bahwa Hamas harus membebaskan para sandera yang masih hidup dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel, berdasarkan formula yang telah disepakati sebelumnya.
Proposal itu juga mengatur perpanjangan tahap pertama gencatan senjata untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Pada saat yang sama, menurut pernyataan Witkoff dan Dewan Keamanan Nasional, AS akan berupaya mencapai solusi yang langgeng untuk perang Gaza.
Witkoff mengatakan, bahwa Qatar dan Mesir, yang selama ini menjadi mediator bersama dengan AS, telah memberitahu Hamas soal usulan itu harus segera dilaksanakan dan agar seorang sandera berkewarganegaraan ganda AS-Israel, Edan Alexander, harus segera dibebaskan.
Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, pada Jumat (14/3), mengajukan tawaran untuk membebaskan Alexander dan menyerahkan empat jenazah sandera berkewarganegaraan ganda lainnya.
Witkoff mengecam tawaran Hamas itu, dan menyebut kelompok militan itu secara terbuka mengklaim fleksibilitas, namun mengajukan tuntutan tidak praktis tanpa gencatan senjata.
“Hamas membuat pertaruhan yang sangat buruk bahwa waktu ada di pihak mereka. Tidak demikian. Hamas sangat menyadari tenggat waktu tersebut, dan seharusnya mereka mengetahui bahwa kami akan menanggapinya dengan tepat jika tenggat waktu itu terlewati,” tegasnya. (nvc/idh/red)