JAKARTA, Juangsumatera.com – Ratusan ledakan terjadi di Lebanon, Selasa. Ledakan ini melibatkan ratusan pager yang digunakan oleh milisi Syiah negara itu, Hizbullah, serta warga yang lain.
Dalam laporan AFP, Rabu (18/9/2024) dini hari dan dikutip dari CNBC Indonesia, setidaknya sembilan orang tewas. Sementara itu sebanyak 2.800 orang terluka dengan 200 di antaranya kritis.
Rumah sakit dilaporkan kewalahan karena banyaknya korban. AFP juga menyebut korespondennya melihat orang-orang dirawat di tempat parkir mobil di atas kasur tipis, dengan sarung tangan medis di lantai dan tandu ambulans berlumuran darah.
“Sepanjang hidup saya, saya tidak pernah melihat seseorang berjalan di jalan dan kemudian meledak,” kata Musa, seorang warga pinggiran selatan, yang meminta identitasnya hanya disebutkan dengan nama depannya.
Rangkaian ledakan dimulai sekitar pukul 4:45 sore waktu setempat dan berlangsung selama sekitar satu jam. Ledakan itu terjadi saat ratusan pager sedang disimpan oleh pemiliknya saat sedang berada di tempat publik.
Sejumlah video yang beredar memperlihatkan pager meledak saat pemilik sedang berada di tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan dan pasar. Setelah meledak, baik pengguna maupun sejumlah warga sipil pun nampak mengalami luka serius.
Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 9 orang tewas dan sekitar 2.750 orang terluka akibat serangan ini, meski dalam laporan AFP jumlahnya naik menjadi 2.800. Dari jumlah korban luka, 200 di antaranya kritis dengan luka-luka yang sebagian besar dilaporkan di wajah, tangan, dan perut.
Seorang gadis berusia delapan tahun telah dipastikan tewas. Mohammad Mahdi Ammar, putra anggota parlemen Hezbollah Ali Ammar, juga dilaporkan tewas.
Hizbullah sendiri mengonfirmasi bahwa dua pejuangnya telah tewas. Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, juga diketahui mengalami luka ringan pada hari Selasa akibat ledakan pager elektronik.
Mengenai bagaimana pager meledak, belum ada penyebab yang dapat dipastikan oleh para penyidik. Meski begitu, berapa spekulasi telah difokuskan pada jaringan radio yang diandalkan oleh pager.
Sejumlah analis memprediksi bahwa jaringan radio tersebut mungkin telah diretas. Ini akhirnya menyebabkan sistem memancarkan sinyal dan memicu respons dalam pager yang telah dimodifikasi.
“Menurut saya, yang terjadi adalah bahwa setiap (anggota) Hizbullah yang berada pada level tertentu diserang,” kata analis data Ralph Baydoun kepada Al Jazeera.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa sebelum meledak, pager yang digunakan tiba-tiba menjadi panas. Jika baterai lithium pager dipicu menjadi terlalu panas, ini akan memicu proses yang disebut thermal runaway.
Pada dasarnya, reaksi berantai kimia akan terjadi, yang menyebabkan peningkatan suhu dan akhirnya baterai meledak hebat. Namun, memicu reaksi berantai itu dalam beberapa perangkat yang tidak pernah terhubung ke internet bukanlah hal yang mudah.
“Harus ada bug di pager itu sendiri (sehingga) akan menjadi terlalu panas sebagai akibat dari keadaan tertentu. Saya berspekulasi bahwa keadaan tersebut kemungkinan besar akan menjadi pemicu yang dimasukkan ke dalam pager melalui kode yang dimodifikasi,” tambah Baydoun (sef/sef/tim)