BEIRUT, Juangsumatera.com – Otoritas pertahanan sipil Lebanon menemukan sedikitnya 23 jenazah di beberapa kota perbatasan setelah pasukan Israel ditarik mundur berdasarkan batas waktu gencatan senjata.
Meski mundur dari Lebanon bagian setelah, sebagian pasukan Tel Aviv masih bertahan di lima lokasi di dekat perbatasan.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, Rabu (19/2/2025) dan dikutip dari detiknews,
otoritas pertahanan sipil Lebanon mengatakan tim penyelamat, yang bekerja dalam koordinasi dengan militer Lebanon, sedang melakukan operasi pencarian dan penilaian lapangan di area-area yang terdampak serangan Israel.
Menurut pernyataan itu, tim penyelamat menemukan jenazah-jenazah di beberapa kota perbatasan, seperti Mais al-Jabal, Markaba, Kfar Kila dan Odaisseh.
“Tim khusus hari ini… berhasil mengevakuasi 14 jenazah dari Mais al-Jabal, tiga jenazah dari Markaba, dan tiga jenazah lainnya dari Kfar Kila, selain tiga jenazah dari Odaisseh,” demikian pernyataan otoritas pertahanan sipil Lebanon yang dirilis kantor berita National News Agency (NNA).
Jenazah-jenazah yang ditemukan itu, sebut otoritas pertahanan Lebanon, akan menjalani pemeriksaan medis dan hukum yang diperlukan, termasuk tes DNA, di bawah pengawasan otoritas terkait untuk memastikan identitas mereka.
Tim darurat juga mengangkut seseorang yang mengalami luka dari Mais al-Jabal ke Rumah Sakit Pemerintah Tebnin setelah dia ditembak oleh pasukan Israel, meskipun waktu terjadinya cedera tidak diketahui secara jelas.
Pada Selasa (18/2) waktu setempat, Israel menarik mundur pasukannya dari desa-desa yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan, ketika batas waktu penarikan pasukan yang tertunda telah berakhir berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.
Namun sebagian pasukan Israel masih bertahan di lima lokasi di dekat perbatasan kedua negara.
Militer Israel mengumumkan beberapa jam sebelum batas waktu penarikan berakhir bahwa mereka akan mempertahankan pasukan di “lima titik strategis” yang tersebar di sepanjang perbatasan untuk “terus menjaga para penduduk kami dan memastikan tidak ada ancaman langsung”.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah berlangsung sejak 27 November lalu, setelah pertempuran sengit berlangsung lebih dari setahun, termasuk perang besar-besaran selama dua bulan di mana Israel melancarkan operasi darat ke dalam wilayah Lebanon.
Pertempuran itu menewaskan sedikitnya 4.109 orang dan membuat 16.899 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk banyak wanita dan anak-anak. Sekitar 1,4 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka. (nvc/ita/red)