GAZA Juangsumatera.com- Sebanyak 14 tentara Israel tewas dibantai dalam sehari selama pertempuran yang memanas melawan Hamas di Gaza Palestina. Kerugian besar dalam sehari ini diderita militer Zionis pada akhir pekan lalu.
Hal tersebut disampaikan militer Israel pada Senin (25/12), kematian 14 tentara itu menambah jumlah personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang terbunuh menjadi 152 orang sejak operasi darat dimulai pada 20 Oktober, dilansir dari SINDOnews.com.
Sekitar 480 personel IDF tewas sejak Hamas melancarkan serangannya pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, pada hari Minggu setidaknya 60 warga Palestina tewas menyusul serangan udara Israel yang menghantam kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah.
Mengutip Sky News, kematian yang terjadi pada akhir pekan ini merupakan hari-hari paling berdarah dalam konflik dan menunjukkan bahwa Hamas masih berkomitmen terhadap perjuangannya seperti ketika konflik tersebut dimulai.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video pada hari Minggu, bahwa perang tersebut menimbulkan kerugian besar. “Tapi kami melakukan segalanya untuk melindungi kehidupan para pejuang kami,” terangnya.
Dia mengatakan, pasukan negaranya masuk lebih jauh ke Jalur Gaza dan mereka akan terus berjuang sampai kemenangan total atas Hamas.
IDF merilis rincian lebih lanjut dari operasi untuk membongkar jaringan terowongan Hamas, di mana mayat lima sandera Warrant Officer Ziv Dado, Sersan Ron Sherman, Kopral Nik Beizer, Eden Zacharia, dan Elia Toledano—ditemukan.
Menurut IDF, banyak anggota Hamas tewas dan ratusan senjata ditemukan di tempat yang dikatakan sebagai markas besar kelompok di Gaza utara.
IDF mengatakan, jaringan terowongan yang mencakup dua tingkat, melewati bawah sekolah dan rumah sakit dan terhubung ke sebuah terowongan yang mengarah ke kediaman Komandan Brigade Utara Hamas, Ahmad Andur.
Hamas mengatakan, pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggung jawab atas lima sandera Israel yang ditawan di Jalur Gaza karena pengeboman Israel.
Hal ini terjadi setelah PBB tidak menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pada hari Jumat dan malah mengeluarkan resolusi untuk meningkatkan bantuan yang akan diangkut ke Gaza. (Tim)